Gambaran pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak terlatih di wilayah puskesmas pembantu

IKLAN1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang prosesnya dapat berjalan dengan aman jika penolong persalinan dapat memantau persalinan untuk mendeteksi dini terjadinya komplikasi. Pertolongan persalinan oleh dukun di negara-negara berkembang masih tinggi yaitu sebanyak 80%. Hal ini tidak sedikit menimbulkan masalah karena mereka bekerja tidak berdasarkan ilmiah, pengetahuan mereka tentang fisiologi dan patologi pada persalinan juga masih sangat terbatas sehingga mereka tidak mengenal tindakan antiseptik yang dapat mengakibatkan tingginya angka kematian bayi (Prawirohardjo, 2005).
Kematian bayi khususnya neonatal berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa angka kematian bayi baru lahir masih sangat tinggi. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2002/2003 menunjukkan bahwa angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada dalam kisaran 20 per 1000 kelahiran hidup. Sasaran yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia untuk tahun 2010 salah satunya adalah menurunkan angka kematian neonatal menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup (Saifudin, 2002).
Jumlah angka kematian bayi baru lahir di Provinsi Lampung pada tahun 2005 dan 2006 relatif masih tinggi, tetapi mengalami penurunan yaitu dari 1.067 kasus menjadi 861 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mengatakan bahwa angka kematian bayi baru lahir 45 dari 1000 kehamilan (Ekameini, 2007).
Kebijakan Departemen Kesehatan untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) salah satunya adalah penempatan bidan di desa sejumlah 54.120 sejak tahun 1989-1997. Hal ini dilaksanakan karena kesadaran masyarakat untuk bersalin pada bidan masih sangat rendah sehingga dalam lingkungannya dukun merupakan tenaga terpercaya untuk menolong persalinan (Saifudin, 2002).
Pertolongan persalinan oleh dukun menurut WHO relatif masih tinggi yaitu sekitar 70% sampai 80% (Manuaba, 1998). Di Indonesia pertolongan persalinan yang ditolong oleh dukun bayi sebesar 40%(Djaja, 2003), sedangkan di Provinsi Lampung angka persalinan oleh dukun bayi sebesar 20,73% (SDKI, 2002-2003). Data Puskesmas Pembantu Mengandung Sari Lampung Timur tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah dukun bayi sebanyak 20 orang yang terdiri dari 5 orang dukun bayi terlatih dan 15 orang dukun bayi tidak terlatih. Persalinan oleh dukun sebanyak 48 persalinan (60%) dari 80 jumlah persalinan, antara lain ditolong oleh dukun terlatih sebanyak 20 (25%) dan dukun tidak terlatih sebanyak 28 (35%). Jumlah angka kematian bayi baru lahir sebesar 16 (20%), yaitu terdiri dari bayi lahir mati yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 2 (2,5%), oleh dukun terlatih adalah 5 (6,25%), dan oleh dukun tidak terlatih adalah 9 (11,25%) (Puskesmas pembantu Mengandung Sari, 2007).
Pertolongan persalinan oleh dukun menimbulkan berbagai masalah dan penyebab tingginya angka kematian dan kesakitan bayi baru lahir. Dapat dipahami bahwa dukun tidak dapat mengetahui tanda-tanda bahaya perjalanan persalinan akibatnya terjadi pertolongan persalinan yang tidak adekuat. Hal ini merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian bayi baru lahir karena dapat menyebabkan bayi baru lahir meninggal karena asfiksia dan infeksi (Manarosana, 2007). Penyebab langsung kematian bayi di Indonesia diantaranya asfiksia (27%), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (29%), Tetanus Neonatorum (10%), masalah pemberian makanan (10%), Gangguan hematologik (6%), dan infeksi (5%) (Depkes,2007).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mengatakan bahwa penyebab kematian bayi terbesar juga karena asfiksia dan tetanus neonatorum berjumlah 29 kasus (37%), dan BBLR berjumlah 21 kasus (27%) (Ekameini, 2007). Asfiksia, infeksi, BBLR, dan trauma persalinan merupakan akibat dari pertolongan persalinan oleh dukun yang tidak adekuat. Infeksi pada bayi baru lahir sebagai penyebab kematian neonatal masih banyak dijumpai. Infeksi pada bayi baru lahir disebabkan oleh pertolongan persalinan oleh dukun bayi yang belum mengerti tentang konsep bersih dan aman dalam menolong persalinan (Depkes RI,1992).
Pertolongan persalinan oleh dukun yang menyebabkan kematian bayi baru lahir terjadi karena tidak diterapkannya prinsip 3 bersih pada persalinan dan kurangnya keterampilan dukun dalam melakukan pertolongan persalinan. Faktor yang mempengaruhi kematian ibu dan bayi menurut Menteri Kesehatan salah satunya adalah kemampuan dan keterampilan penolong persalinan, kenyataannya 24% pertolongan persalinan masih dilakukan oleh dukun bayi dengan cara tradisional sehingga dapat membahayakan ibu dan bayinya (Fadilah, 2007). Contoh kasus persalinan yang kerap terjadi diantaranya kepala bayi sudah keluar tetapi badan belum bisa keluar atau macet. Hal ini disebabkan karena cara memijat dukun bayi yang kurang profesional dan hanya berdasarkan pengalaman (Yanti, 2004).
Hasil penelitian tentang pengetahuan dukun terlatih tentang 3 bersih dalam pertolongan persalinan di Desa Bumi Nabung Utara Kecamatan Bumi Nabung Lampung Tengah pada tahun 2007 didapatkan bahwa pengetahuan dukun tentang prinsip 3 bersih dalam melakukan pertolongan persalinan 34,61% dikategorikan kurang baik (Rina, 2007). Pengetahuan dukun tentang prinsip 3 bersih yang kurang menyebabkan dukun tidak menerapkan prinsip 3 bersih tersebut pada persalinan sehingga mengakibatkan tingginya kejadian infeksi khususnya pada Bayi Baru Lahir yang merupakan salah satu penyebab kematian bayi baru lahir.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik ingin mengetahui gambaran pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak terlatih di wilayah Puskesmas Pembantu Mengandung Sari Lampung Timur Tahun 2008.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan uraian pada latar belakang di atas adalah “ Bagaimanakah gambaran pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak terlatih di wilayah Puskesmas Pembantu Mengandung Sari Lampung Timur?”.

C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Jenis penelitian : Deskriptif
2. Objek penelitian : Gambaran pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak terlatih.
3. Subjek penelitian : Dukun bayi yang tidak terlatih
4. Tempat penelitian : Wilayah kerja puskesmas pembantu Mengandung Sari Lampung Timur
5. Waktu penelitian : 2-15 Juni 2008

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak terlatih di wilayah Puskesmas Pembantu Mengandung Sari Lampung Timur tahun 2008
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi tidak terlatih di tinjau dari penerapan prinsip 3 bersih oleh dukun.
b. Untuk mengetahui gambaran pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi tidak terlatih di tinjau dari keterampilan dukun bayi dalam menolong persalinan yang aman.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan membuat program pelatihan dukun dalam rangka menurunkan angka kematian bayi baru lahir di Desa Mengandung Sari Lampung Timur.
2. Bagi Dukun
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dukun tentang pertolongan persalinan yang aman dan penyebab pertolongan persalinan yang tidak aman setelah mendapat pelatihan oleh tenaga kesehatan sehingga diharapkan dapat membantu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
3. Bagi Institusi Prodi Kebidanan Metro
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswi jurusan kebidanan, khususnya Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Program Studi Kebidanan Metro.

IKLAN3