Hubungan antara paritas dan usia ibu dengan plasenta previa di RSUD

IKLAN1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perdarahan pada kehamilan Trimester ketiga pada umumnya merupakan perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Salah satu penyebabnya adalah plasenta previa. Plasenta previa selain menimbulkan penyulit pada ibu, dapat juga menimbulkan penyulit pada janin, yaitu asfiksia sampai kematian janin dalam rahim. Oleh sebab itu perlulah keadaan ini diantisipasi seawal-awalnya selagi perdarahan belum sampai ketahap yang membahayakan ibu dan janinnya. Chalik, 1997.
Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang, sekitar 25 – 50% kematian tersebut disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Tahun 1999 WHO (World Health Organization) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil dan bersalin. Dimana 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya dan janin yang dilahirkannya. (Saifuddin dkk, 2002).
Angka kematian ibu dan perinatal merupakan ukuran penting dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dalam suatu negara. Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 390 per 100.000 persalinan hidup. Jika perkiraan persalinan di Indonesia sebesar 5.000.000 orang, maka akan terdapat sekitar 19.500 – 20.000 kematian ibu tiap tahunnya yang terjadi setiap 26 – 27 menit sekali. Dimana sekitar 3 – 10% disebabkan oleh kasus komplikasi obstetrik, seperti kasus berat pendarahan anterpartum (karena plasenta previa atau karena solusio plasenta), pendarahan postpartum, kepala janin dan ruang panggul yang tak seimbang, ruptura uteri serta malpresentasi letak janin. (Manuaba, 1998).
Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta dan tidak terlampau sulit untuk menentukannya adalah plasenta previa. Plasenta previa ditemukan kira-kira dengan frekuensi 0,3 – 0,6% dari seluruh persalinan. Di Negara-negara berkembang berkisar antara 1 – 2,4%, sedangkan di RS. Cipto Mangunkusumo terjadi 37 kasus plasenta previa antara 4781 persalinan (Winkjosastro, 2005).
Angka kematian ibu di Provinsi Lampung pada tahun 2006 tercatat 134 kasus per 100.000 kelahiran hidup dengan komplikasi obstetri, sedangkan di Kota Metro tercatat 8 orang per 2.768 kelahiran hidup, dimana penyebab kematian tersebut adalah perdarahan ante partum yaitu plasenta previa perdarahan post partum, KET dan infeksi. Angka kematian ini sangat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2005 yaitu 2 orang per 2801 kelahiran hidup (Profil Depkes Lampung, 2006).
Banyaknya faktor yang menyebabkan meningkatnya kejadian plasenta previa disebabkan oleh faktor umur penderita, faktor paritas karena pada paritas yang tinggi kejadian paritas makin besar yang mana disebabkan oleh endometrium yang belum sempat tumbuh, faktor endometrium di fundus belum siap menerima implantasi, endometrium, vaskularisasi yang kurang pada desidua, riwayat obstetri. Hal tersebut jika dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan terjadinya komplikasi baik pada ibu maupun pada janinnya (Manuaba, 1998).
Berdasarkan hasil pra survey didapatkan angka kejadian plasenta previa dari bulan Januari – Desember 2007 di Rumah Sakit A. Yani Metro sebanyak 65 (7,89%) kasus dari 842 persalinan dengan persentase tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebanyak 12 orang yaitu 16,22 %. Angka kejadian plasenta previa cenderung mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2006 yaitu sebanyak 61 kasus dari 601 persalinan. (Rekam Medik, RSU A. Yani Metro, 2007)
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya plasenta previa maka peneliti hanya meneliti faktor paritas dan usia ibu, dengan pelayanan yang baik akan dapat menurunkan kejadian plasenta previa dan komplikasi obstetri dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Paritas dan Usia Ibu dengan Plasenta Previa di RSUD A. Yani Metro Tahun 2007”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Adakah hubungan antara paritas dan usia ibu dengan plasenta previa di RSUD A. Yani Metro?”

C. Ruang Lingkup Penelitian
Dari masalah ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Jenis penelitian : Survey analisis dengan pendekatan cross sectional
2. Subjek penelitian : Ibu bersalin normal dan plasenta previa yang dirawat di Ruang Kebidanan RSU A. Yani Metro
3. Objek penelitian : Paritas dan umur ibu dengan plasenta previa
4. Lokasi penelitian : Ruang Kebidanan RSU A. Yani Metro
5. Waktu penelitian : Pada tanggal 1 juni – 15 Juli 2008

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi plasenta previa di RSU A. Yani Metro.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Mengetahui persentase ibu yang mengalami plasenta previa.
b. Mengetahui persentase ibu yang bersalin dan yang mengalami plasenta previa berdasarkan paritas di RSUD A. Yani Metro.
c. Mengetahui persentase ibu yang bersalin dan yang mengalami plasenta previa berdasarkan usia di RSUD A. Yani Metro.
d. Mengetahui hubungan antara paritas dengan terjadinya plasenta previa.
e. Mengetahui hubungan antara usia ibu dengan terjadinya plasenta previa.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi Instalasi Rawat Inap RSUD A. Yani Metro
Bagi tempat penelitian di harapkan dapat menjadi bahan evaluasi tenaga kesehatan dan pertimbangan dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan kejadian plasenta previa dalam meningkatkan standar pelayanan di Insntalasi Rawat Inap RSU A. Yani Metro.
2. Bagi Institusi Pendidikan Prodi Kebidanan Metro
Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah wawasan mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan di Poltekes Tanjung Karang Program Studi Kebidanan Metro.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan referensi untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut.

IKLAN3