Pengetahuan ibu tentang pengganti air susu ibu di wilayah kerja puskesmas

IKLAN1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara kita, Indonesia merupakan negara yang memiliki tujuan nasional. Dimana tujuan pembangunan nasional ini tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Salah satu dari tujuan pembangunan yang ada adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mewujudkan tujuan ini maka perlu disiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas perlu disiapkan sejak dini, sebaiknya dimulai sejak janin masih berada di dalam kandungan.
(Muchtadi, 2002, 27).
Dewasa ini pemberian ASI tampak ada penurunan dengan adanya pemberian PASI (Pengganti ASI). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di RSU Dr. Kariadi, Semarang. Pemberian ASI ini tampak ada penurunan setelah bayi berumur 2 (dua) bulan yaitu 31,6 % ASI saja dan 68,4 % ASI + Pendamping ASI dan Pengganti ASI. Sedangkan sebelumnya yaitu pada saat bayi berumur 1 (satu) bulan masih lebih baik yaitu 66,7 % ASI dan 33,3 % susu buatan saja (Ebrahim, 1986 : 107).
Makanan yang paling ideal untuk bayi adalah ASI, namun demikian karena beberapa hal bayi tidak dapat memperoleh Asi karena alasan kesehatan ibu, ibu bekerja di luar rumah, untuk menggantikan ASI kepada bayi diberikan PASI (Pengganti Air Susu Ibu). Tapi pemberian PASI yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah kesehatan pada bayi misalnya pemberian susu buatan yang terlalu encer dapat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan bayi dan akan terjadi kegemukan bila susu buatan diberikan terlalu kental. (Soetjiningsih, 1997, 187).
Terdapat perbedaan status gizi yang nyata antara bayi yang mendapat ASI dengan bayi yang diberikan susu buatan, gizi kurang dan gizi buruk terdapat lebih tinggi pada bayi-bayi yang mendapat susu buatan dari bayi yang mendapat ASI. Pemberian susu buatan dan pemberian makanan sapihan merupakan faktor penting terhadap terjadinya kekurangan gizi pada bayi 0 – 1 tahun dan pada umur berikutnya. (Ebrahim, 1986, 111).
Berdasarkan hasil pra survey di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung terdapat 98 ibu yang mempunyai bayi 0 – 1 tahun.
Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang PASI di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana pengetahuan ibu tentang PASI (Pengganti Air Susu Ibu) di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung ?”.

C. Ruang Lingkup Penelitian
a. Objek Penelitian
Pengetahuan ibu tentang PASI di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung tahun 2004.
b. Subjek Penelitian
Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung.
c. Lokasi Penelitian
Wilayah kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung.
d. Waktu Penelitian
18 Mei 2004 s.d 10 Juni 2004

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum, yaitu :
Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang PASI di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian PASI
b. Diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang manfaat ASI
c. Diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang dampak negatif PASI

E. Manfaat Penelitian
1. Untuk Ibu (responden) yang mempunyai bayi 0 – 1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung.
Ibu diharapkan mengetahui tentang pengertian PASI, Manfaat ASI, dan dampak negatif yang ditimbulkan dari pemberian PASI.
2. Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung
Sebagai masukan, informasi yang bermanfaat bagi pengelola program dalam hal pemberian PASI.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Memberikan masukan tentang hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

IKLAN3