Tinjauan penatalaksanaan penyakit infeksi saluran pernafasan akut non pnemonia pada balita usia 2 bulan 5 tahun di puskesmas

IKLAN1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi Indonesia sehat 2010 dituntut pelayanan kesehatan yang berkualitas guna memperoleh Sumber Daya manusia generasi penerus bangsa yang tangguh yang siap dan mampu mengatasi perubahan yang semakin cepat, tenaga kesehatan sebagai pemberi jasa pelayanan dituntut pula memberikan pelayanan kesehatan yang profesional sesuai standar.
Pada GBHN yang ditetapkan oleh sidang umum MPR 1993 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta, perbaikan kesehatan masyarakat terus ditingkatkan antara lain melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (Program P2ISPA) adalah bagian pembangunan keseluruhan dan merupakan upaya untuk mendukung peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia serta merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan menitik beratkan program penanggulangan pnemonia pada balita (Ditjen PPM dan PLP Dep.Kes. RI, 2000).
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak-anak yaitu batuk, pilek. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali pertahun. Ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan pilek sebanyak 3 sampai 6 kali pertahun. Sebagian kelompok ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien disarana kesehatan sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat dibagian rawat jalan dan rawat inap dirumah sakit disebabkan oleh ISPA. (Ditjen PPM dan PLP Dep.Kes. RI, 2000)
Berdasarkan estimasi Susenas angka kematian balita (AKABA) di Indonesia pada tahun 1995 sebesar 73 per 1.000 kelahiran hidup turun menjadi 64 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998. Ternyata pada tahun 2001 AKABA tersebut tidak mengalami perubahan yaitu tetap 64 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini diperkirakan karena menurunnya akses tahun pelayanan kesehatan. Salah satunya sebagai akibat dari krisis ekonomi. Menurut hasil SKRT 1995 dan Surkernas 2001 tidak terlalu banyak mengalami perubahan. Penyakit ISPA masih merupakan penyebab kematian terbanyak pada tahun 2001 kematian Balita yang tertinggi adalah kematian akibat infeksi sistem pernapasan. (Profil Kes. Indonesia, 2003)
Hasil SDKI 2002-2003 angka kematian balita 64 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini belum mencapai target 58 per 1.000 kelahiran Hidup (Profil Kes Propinsi Lampung, 2005). Di Kabupaten Lampung Timur target penurunan angka kematian bayi tahun 2005 sebesar 3,7 per 1.000 kelahiran hidup artinya AKB belum dapat diturunkan sesuai dengan target yang diharapkan. Kematian balita di Kabupaten Lampung Timur adalah 9 kasus (0,22 per 1.000 kelahiran hidup). Bila dilihat dari faktor penyebab kematian tersebut pnemonia sebanyak 1,7% menjadi urutan ke-3. (Profil Kes. Lampung Timur, 2005)
Menurut hasil laporan bulanan pendeirta ISPA di Kabupaten Lampung Timur bulan Januari-Desember 2006 di Puskesmas Sukadana terdapat 7,333 populasi balita daerah Program Pelaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (P2ISPA) dan penemuan penderita non pnemonia pada anak usia 0-5 tahun terdapat 733 anak. Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian tentang: “Tinjauan Penatalaksanaan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Non Pnemonia pada Balita di Puskesmas Sukadana Lampung Timur Tahun 2007”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah penatalaksanaan ISPA non pnemonia pada balita usia 2 bulan – 5 tahun di Puskesmas Sukadana Lampung Timur tahun 2007.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :
1. Sifat penelitian : Deskriptif
2. Subjek penelitian : Balita yang berumur 2 bulan – 5 tahun yang menderita sakit ISPA yang berobat ke Puskesmas Sukadana Lampung Timur tahun 2007.
3. Objek penelitian : Tenaga kesehatan di Puskesmas Sukadana yang melakukan penatalaksanaan penyakit ISPA non pnemonia pada balita usia 2 bulan – 5 tahun.
4. Lokasi penelitian : Puskesmas Sukadana Lampung Timur
5. Waktu penelitian : Juni-Juli 2007

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit ISPA non pnemoni pada balita usia 2 bulan – 5 tahun yang menderita sakit ISPA yang berobat ke Puskesmas Sukadana Lampung Timur.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan pemeriksaan tanda dan gejala yang dilakukan petugas kesehatan pada usia 2 bulan - 5 tahun yang menderita penyakit ISPA non pnemonia di Puskesmas Sukadana Lampung Timur.
b. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan pemeriksaan pengklasifikasian penyakit yang dilakukan petugas kesehatan pada usia 2 bulan - 5 tahun yang menderita penyakit ISPA non pnemonia di Puskesmas Sukadana Lampung Timur
c. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan pemeriksaan tindakan pengobatan yang dilakukan petugas kesehatan pada usia 2 bulan - 5 tahun yang menderita penyakit ISPA non pnemonia di Puskesmas Sukadana Lampung Timur
d. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan pemeriksaan konseling pada ibu yang dilakukan petugas kesehatan pada usia 2 bulan - 5 tahun yang menderita penyakit ISPA non pnemonia di Puskesmas Sukadana Lampung Timur

E. Manfaat Penelitian
1. Puskesmas
Sebagai bahan masukan bagi petugas Puskesmas dalam penatalaksanaan penyakit ISPA pada balita usia 2 bulan – 5 tahun, dalam meningkatkan mutu kualitas pelayanan di Puskesmas sehingga terjadi penurunan angka kematian balita
2. Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan perpustakaan di pendidikan untuk penelitian selanjutnya sebagai bahan referensi peneliti selanjutnya.
3. Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama studi serta menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai ISPA pada balita usia 2 bulan – 5 tahun.

IKLAN3