Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan neonatal di BPS

IKLAN1
Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan neonatal di BPS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993, pembangunan dibidang kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka memberikan peningkatan kualitas dan taraf hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan rakyat dengan memberikan prioritas antara lain pada perbaikan tingkat kesehatan ibu dan anak (Depkes. RI, 1994). Upaya untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan, banyak hal yang perlu diperhatikan salah satunya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara umum. Pelayanan kesehatan masyarakat (Public Health Services) adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan (promotif), pengobatan (Kuratif), dan pemulihan (Rehabilitatif) dengan sasaran masyarakat.
Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) pada bulan april 1994, dari 8,1 juta kematian bayi didunia, 48% adalah kematian neonatal. Dari seluruh kematian neonatal, sekitar 60% merupakan kematian bayi umur kurang dari 7 hari dan kematian bayi umur lebih dari 7 hari akibat gangguan perinatal. Sekitar 42% kematian neonatal disebabkan oleh infeksi seperti tetanus neonatorum, sepsis, meningitis, pneumonia, dan diare (Depkes RI, 2000). Dari hasil penelitian dan perhitungan yang dilakukan, ditemukan bahwa kematian neonatal di Indonesia pada tahun 1998-2002 sebesar 20/1000 kelahiran hidup. Angka ini jika diterjemahkan ke jumlah absolut berarti dari 4.608.000 bayi yang lahir di Indonesia setiap tahunnya 100-454 bayi meninggal sebelum berusia 1 bulan (www.keluargasehat.com).
Bayi hingga usia kurang 1 bulan merupakan golongan umur yang merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali yaitu satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Perawatan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit, dan pemberian imunisasi). Pemberian Vitamin K, manajemen terpadu balita muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan neonatus dirumah menggunakan buku KIA dan ini digunakan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatus (Profil Kesehatan Lampung, 2005).
Cakupan kunjungan neonatus (KN) selama periode tahun 2000–2003 di Propinsi Lampung sebesar 44,07%, sedangkan KN yang tertinggi adalah di Propinsi Bali sebesar 99,09% (Profil kesehatan Indonesia, 2003). Menurut (Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah,2005), kecamatan dengan KN I terendah adalah Terusan Nunyai (8,18%), Rumbia (28,61%), dan Anak Tuha (34,86%), sedangkan Kecamatan dengan KN II rendah adalah Terusan Nunyai (32,2%), Kota Gajah (38,2%), Kalirejo (44,83%), Gunung Sugih (49,9%), dan Simpang Mataram (55,5%).
Tingkat keberhasilan suatu program dapat diukur dengan target yang telah dicapai. Target kunjungan neonatal pada tahun 2010 adalah 90%, sedangkan berdasarkan hasil studi pendahuluan di Kecamatan Rumbia didapatkan pencapaian target tersebut pada tahun 2005 baru mencapai 28,61%. Belum tercapainya target tersebut salah satunya dikarenakan masih kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya memeriksakan bayi baru lahir meskipun bayi tersebut terlihat sehat dan juga mereka beranggapan bila anaknya sehat tidak perlu diperiksakan kesehatannya serta tidak boleh membawa bayi keluar rumah sebelum berumur 40 hari.
Hasil pra survei yang dilakukan peneliti terhadap 20 orang ibu yang melahirkan di BPS Nanik Yuliwati Rumbia pada bulan April 2006, ternyata hanya 1 orang ibu nifas yang melakukan kunjungan neonatal I dan II, 18 orang ibu nifas hanya melakukan kunjungan neonatal I dan 1 orang ibu nifas tidak melakukan kunjungan neonatal.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan neonatal di BPS Nanik Yuliwati Rumbia Lampung Tengah Tahun 2007.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis membuat rumusan masalah penelitian ini adalah "Bagaimanakah pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan neonatal Di BPS Nanik Yuliwati Rumbia Lampung Tengah tahun 2007?"
C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai berikut :
1. Sifat penelitian : Deskriptif
2. Subyek penelitian : Seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di BPS Nanik Yuliwati Rumbia Lampung Tengah.
3. Obyek penelitian : Pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan neonatus di BPS Nanik Yuliwati Rumbia Lampung Tengah.
4. lokasi penelitian : BPS Nanik Yuliwati Rumbia Lampung Tengah
5. Waktu penelitian : tanggal 7-19 Juni 2007

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan neonatal di BPS Nanik Yuliwati Rumbia Lampung Tengah pada tahun 2007.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu
Sebagai masukan bagi ibu agar lebih meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kunjungan neonatal. Dengan demikian diharapkan bayi yang berumur 0-28 hari mendapatkan pelayanan kesehatan secara dini dan optimal dari tenaga kesehatan setempat.

Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan neonatal di BPS


IKLAN3