Hubungan Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorhea dengan Motivasi untuk Periksa ke Yankes

IKLAN1
 
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
DISMENORHEA DENGAN MOTIVASI UNTUK PERIKSA KE PELAYANAN KESEHATAN
DI PROGRAM STUDI KEBIDANAN .......

Dismenorhea adalah sakit menstruasi sampai dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Nyeri yang dirasakan bersifat cramping di bagian bawah perut, punggung bawah bahkan sampai paha. Sekarang dokter mengetahui bahwa dismenorhea merupakan kondisi mediis yang nyata, pemeriksaannya harus dilakukan secara sistematis. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh merupakan cara diagnostik yang berhubungan dengan asal dismenorhea. Secara efektif motivasi memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan merupakan faktor penting dalam mendukung perilaku periksa ke pelayanan kesehatan. Motivasi memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dapat ditimbulkan dari pengetahuan tentang dismenorhea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian korelasi yang bersifat deskriptif analitik cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Sedangkan analisa data yang digunakan adalah analisa korelasi bivariate dengan taraf signifikan 5% dengan menggunakan rumus Spearman Corelation dengan bantuan nilai Z.
Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar responden berpengetahuan cukup 59,46% dan 67,57% memiliki motivasi yang sedang untuk periksa ke pelayanan kesehatan. Dengan perhitungan Spearman menggunakan bantuan nilai Z, didapatkan angka Z hitung 2,94 dan Z tabel 1,96 dengan taraf signifikan 5% sehingga Z hitung > Z tabel yang berarti ada hubungan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, Dismenorhea, Motivasi, Pelayanan Kesehatan.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Setiap bulan secara periodik seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi. Peristiwa itu begitu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya adalah nyeri haid. Nyeri haid adalah nyeri yang bersifat cramping (dipuntir – puntir) di bagian bawah perut, punggung bawah bahkan sampai paha. Nyeri ini timbul bersamaan dengan haid, sebelum haid atau bisa juga segera setelah haid. (Widjajanto, 2005)
Beberapa tahun yang lalu, nyeri haid hanya dianggap sebagai penyakit psikosomatis. Dahulu, wanita yang menderita nyeri haid hanya bisa menyembunyikan rasa sakitnya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya dan kemana ia harus mengadu. Bahkan orang menganggap bahwa wanita yang menderita nyeri haid hanyalah wanita yang mencari perhatian atau kurang diperhatikan. Tetapi sekarang dokter mengetahui bahwa dismenorhea merupakan kondisi medis yang nyata. Banyak metode yang telah dikembangkan oleh ahli dibidangnya yang bertujuan mengatasi nyeri haid. (Syamsul, A, 2005)
Di Amerika Serikat, nyeri haid didapatkan pada 3 0-50% wanita dalam usia reproduksi, serta pada 60-70% wanita dewasa yang tidak menikah dan berusia antara 30-40 tahun. Penelitian di Swedia menjumpai 30% wanita pekerja industri menurun penghasilannya karena rasa nyeri haid. Penelitian di Indonesia mengatakan 35% wanita subur mengalami nyeri haid, dan 10- 15% membuktikan keluhan haid menurunkan kinerja produktif. (Harun, R, 2002)
Dismenorhea merupakan keluhan yang paling sering ditemukan oleh ahli ginekologi, pemeriksaannya harus dilakukan secara sistematis. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh merupakan cara diagnostik yang berhubungan dengan asal dismenorhea ( A. Friedman, Emanuel, 1998 : 48). Diagnostik tidak boleh berhenti pada jenis kelainan adanya penyakit atau kelainan yang menjadi dasar atau penyebabnya harus dicari, didiagnosis kemudian diterapi dengan sesuai. (www.kompas.co.id)
Tidak ada angka yang pasti mengenai jumlah penderita nyeri haid di Indonesia, namun di Surabaya didapatkan 1,07% hingga 1,31% dari jumlah penderita datang ke bagian kebidanan (Harun, R, 2002). Pelayanan kesehatan remaja yang tercatat di Dinkes Jawa Timur adalah sebesar 3 8,25% (www.dinkesjatim.go.id), sedangkan target pelayanan kesehatan remaja di ....... sebesar 50%, namun yang berhasil dicakup sebesar 26,11%. (www.jatim.go.id)
Masih banyak perempuan yang menganggap nyeri haid sebagai hal yang biasa, mereka beranggapan 1-2 hari sakitnya akan hilang. Padahal nyeri haid
hebat bisa menjadi tanda gej ala suatu penyakit misalnya Endometriosis yang bisa mengakibatkan sulitnya punya keturunan. Menurut dr. Andon Hestiantoro, SpOG(K) upaya preventif perlu dilakukan untuk mengurangi kelanjutan dari penyakit. Begitu mengalami nyeri haid yang perlu diatasi dengan minum obat, sebaiknya segera memeriksakan diri, memang bisa merupakan nyeri haid primer atau normal, tetapi tidak ada salahnya periksa bahkan jika masih gadis atau belum menikah. (Andon, 2007)
Berdasarkan wawancara kepada 10 mahasiswa Prodi Kebidanan ....... sebanyak 9 orang yang mengalami nyeri haid dan hanya satu mahasiswa yang telah periksa. Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut diatas maka rumusan masalahnya yaitu : “Adakah hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan?”

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan. 1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea
1.3.2.2. Mengidentifikasi motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan
1.3.2.3. Menganalisa hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini bisa menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman secara langsung yang dapat digunakan untuk praktek di lapangan nantinya.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Memberi informasi dalam mengidentifikasi hubungan pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan.
1.4.3. Bagi Tempat Penelitian
Memberikan gambaran tentang hubungan pengetahuan mahasiswa tentang dismenorhea dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan sehingga bisa mendorong mahasiswa yang mengalami dismenorhea untuk periksa sebagai deteksi dini.

silahkan download dalam bentuk dokumen word
KTI KEBIDANAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI  TENTANG DISMENORHEA DENGAN MOTIVASI UNTUK PERIKSA KE YANKES
(isi: abstrak, Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran; Daftar Pustaka, kuesioner)
KLIK DIBAWAH
IKLAN3