Keluarnya hormon oksitosin menstimulasi turunnya susu (milk ejection /
let-down reflex). Oksitosin menstimulasi otot di sekitar payudara
untuk memeras ASI keluar. Para ibu mendeskripsikan sensasi turunnya
susu dengan berbeda-beda, beberapa merasakan geli di payudara dan ada
juga yang merasakan sakit sedikit, tetapi ada juga yang tidak
merasakan apa-apa. Refleks turunnya susu tidak selalu konsisten
khususnya pada masa-masa awal. Tetapi refleks ini bisa juga
distimulasi dengan hanya memikirkan tentang bayi, atau mendengar suara
bayi, sehingga terjadi kebocoran. Sering pula terjadi, payudara yang
tidak menyusui bayi mengeluarkan ASI pada saat bayi menghisap payudara
yang satunya lagi. Lama kelamaan, biasanya setelah dua minggu, refleks
turunnya susu menjadi lebih stabil.
Refleks turunnya susu ini penting dalam menjaga kestabilan produksi
ASI, tetapi dapat terhalangi apabila ibu mengalami stres. Oleh karena
itu sebaiknya ibu tidak mengalami stres.
Refleks turunnya susu yang kurang baik adalah akibat dari puting
lecet, terpisah dari bayi, pembedahan payudara sebelum melahirkan,
atau kerusakan jaringan payudara. Apabila ibu mengalami kesulitan
menyusui akibat kurangnya refleks ini, dapat dibantu dengan pemijatan
payudara, penghangatan payudara dengan mandi air hangat, atau menyusui
dalam situasi yang tenang.
sumber :
http://keluargasehat.wordpress.com/
IKLAN3