BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tolak ukur penting dalam menciptakan Indonesia sehat adalah menekan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI di Indonesia masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1: 1100 di Thailand. Hasil survey menunjukkan bahwa AKI di Indonesia telah turun menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI 1998-2002 (www.AKI.com, 2006).
Penyebab kematian ibu adalah perdarahan, eklamsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara mendadak, bertanggung jawab atas 28 % kematian ibu. Sebagian besar kasus perdarahan dalam persalinan terjadi karena retensio plasenta dan atonia uteri. Hal ini mengindikasikan kurang baiknya manajemen tahap ketiga proses kelahiran dan pelayanan emergensi obstetrik dan perawatan neonatal yang tepat waktu (www.AKI.com, 2006).
Perdarahan pasca persalinan sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan perdarahan antepartum. Sebagian besar kematian ibu yang terjadi saat pertolongan pertama, sehingga masih mempunyai peluang yang besar untuk dapat melakukan pertolongan yang adekuat untuk menurunkannya, waktu yang paling kritis untuk terjadinya perdarahan adalah ketika pelepasan plasenta dan segera setelah itu. Hal ini disebabkan karena terputusnya pembuluh darah ditempat berimplantasinya plasenta (Saifuddin, 2002).
Seorang ibu dapat meninggal karena perdarahan pasca persalinan dalam waktu kurang dari 1 jam, lebih dari 90 % dari seluruh kasus perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam setelah kelahiran bayi disebabkan oleh atonia uteri. Sebagian besar kematian akibat perdarahan pasca persalinan terjadi beberapa jam pertama setelah kelahiran bayi (APN IBI, 2004). Salah satu cara mempercepat kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan pasca persalinan adalah dengan penatalaksanaan manajemen aktif kala III persalinan (Saifuddin, 2002).
Manajemen aktif kala III (MAKT) dapat mempercepat pelepasan plasenta. Dengan melaksanakan langkah-langkah manajemen aktif kala III sesuai dengan prosedur, dapat mengurangi banyaknya darah yang hilang dan dapat mengurangi angka kematian dan angka kesakitan yang berhubungan dengan perdarahan. Manajemen aktif kala III meliputi pemberian 10 unit oksitoksin segera setelah kelahiran bayi, sebelum kelahiran plasenta, dan diikuti oleh penegangan tali pusat terkendali (PTT) untuk membantu plasenta lahir lebih cepat dan terakhir memberi pijatan pada uterus (masase) untuk menjaganya tetap berkontraksi setelah kelahiran plasenta. Oksitoksin hanya dapat diberikan melalui injeksi sehingga memerlukan pertolongan bidan atau dokter. Karena tidak mungkin untuk meramalkan secara akurat, maka semua ibu yang melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan ahli yang dapat melaksanakan manajemen aktif kala III (Bidan Media Komunikasi Keluarga Indonesia, Edisi No 56/2003).
Di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2002 angka kematian ibu (AKI) sejumlah 13 orang dari 20.162 kelahiran hidup (64,47/100.000 kh) dan pada tahun 2003 sebanyak 16 orang dari 25.140 kelahiran hidup (63,64/100.000 kh) dan pada tahun 2004 sebanyak 19 orang dari 30.118 kelahiran hidup (62,81/100.000 kh), hal ini menunjukkan adanya penurunan yang sangat signifikan. Dengan penyebab klinis kematian terbesar adalah karena perdarahan yaitu sebesar 39 %. (Dinkes Kabupaten Lampung Selatan, 2004).
Pie Diagram I : Penyebab Kematian Ibu Di Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2004
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Way Urang Kecamatan Kalianda Lampung Selatan pada bulan Januari – Desember 2005 jumlah persalinan 936 ditemukan sebanyak 22 orang yang mengalami perdarahan, dan 6 orang diantara meninggal akibat perdarahan tersebut, sehingga Angka Kematian Ibu di Puskesmas Way Urang periode Januari - Desember sejumlah 641 per 100.000 kh. Jika dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu di Indonesia sekalipun Angka Nasional, maka Angka Kematian Ibu (AKI) di Puskesmas Way Urang jauh lebih tinggi (Puskesmas Way Urang Kecamatan Kalianda Lampung Selatan, 2005). Berdasarkan pra survey dari tanggal 6 - 11 April 2006 di wilayah Puskesmas Way Urang Kecamatan Kalianda, ternyata ditemukan 10 bidan. Setelah peneliti melakukan observasi terhadap 4 bidan dalam hal penatalaksanaan manajemen aktif kala III, hanya 1 bidan (25%) yang melaksanakan penatalaksanaan manajemen aktif kala III secara sistematis dan lengkap, sedangkan 3 bidan (75%) belum melaksanakan penatalaksaan manajemen aktif kala III yaitu pada saat pemberian suntikan oksitoksin dan pemijatan fundus uteri (masase) dilakukan secara tidak sistematis dan lengkap/dilakukan secara lengkap tetapi tidak sistematis.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti sejauhmana penatalaksanaan manajemen aktif kala III yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan khususnya bidan di Puskesmas Way Urang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Penatalaksanaan Manajemen Aktif Kala III oleh Bidan di Puskesmas Way Urang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui penatalaksanaan manajemen aktif kala III oleh Bidan di Puskesmas Way Urang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya gambaran tentang penatalaksanaan manajemen aktif kala III pada
Pemberian Suntikan Oksitoksin Oleh bidan.
b. Diperolehnya gambaran tentang penatalaksanaan manajemen aktif kala III pada Penegangan Tali Pusat Terkendali Oleh bidan.
b. Diperolehnya gambaran tentang penatalaksanaan manajemen aktif kala III pada Pemijatan Fundus Uteri Oleh bidan.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian : Deskriptif
2. Subjek Penelitian : Bidan
3. Objek Penelitian : Penatalaksanaan Manajemen Aktif Kala III
4. Lokasi Penelitian : Puskesmas Way Urang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan
5. Waktu Penelitian : Tanggal 08-13 Mei 2006
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bidan Puskesmas
Sebagai masukkan untuk menambah wawasan bagi tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan di Puskesmas tentang penatalaksanaan manajemen aktif kala III.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian teori yang telah diperoleh Mahasiswi selama mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Program Studi Kebidanan Metro dan sekaligus sebagai bahan atau sumber bacaan diperpustakaan Institusi Pendidikan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai perbandingan bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian-penelitian atau yang serupa dan dapat lebih disempurnakan lagi.