2.1. Phobia
2.1.1. Pengertian Phobia
Kata phobia diambil dari nama dewa Yunani Phobos yang takut kepada musuh-musuhnya. Kebanyakan dari para psikolog mendefinisikan phobia sebagai penolakan yang menggangu yang diperantarai oleh rasa takut yang tidak proporsional dengan bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu dan diakui oleh si penderita sebagai sesuatu yang tidak berdasar.[1]
Phobia adalah rasa takut yang tidak masuk akal, atau yang tidak ditakuti tidak seimbang dengan ketakutan, si sakit tidak tahu mengapa ia takut dan tidak dapat menghindari rasa takut itu. Kadang-kadang rasa takut yang tidak masuk akal itu menyebabkan tertawaan orang lain, sehingga ia makin merasa cemas.[2]
Phobia diidentifikasi sebagai ketakutan terus menerus secara irasional terhadap suatu benda, situasi atau aktivitas spesifik yang menyebabkan keinginan untuk menghindari objek tersebut. Seseorang yang phobia akan merespon dengan ketakutan yang kuat pada stimulus atau situasi tertentu yang oleh sebagian besar orang tidak dianggap berbahaya. Individu biasanya menyadari bahwa rasa takutnya itu tidak rasional tetapi masih juga merasa cemas yang dapat dihilangkan hanya dengan menghindari objek atau situasi yang ditakutinya.
Psikolog psikoanalistik memandang phobia sebagai reaksi terhadap kecemasan yang dialihkan. Mereka mengansumsikan bahwa ketakutan secara tidak sadar dialihkan dari pengalaman pertama yang membangkitkan kecemasan kepada objek yang kurang membahayakan.[3]
Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya adalah sebagai berikut:
Jantung berdebar kencang
Kesulitan mengatur napas
Dada terasa sakit
Wajah memerah dan berkeringat
Merasa sakit
Gemetar
Pusing
Mulut terasa kering
Merasa perlu pergi ke toilet
Merasa lemas
2.1.2. Macam-macam Phobia
Menurut DSM-IV, fobia terbagi menjadi tiga kategori
Phobia spesifik
Phobia spesifik adalah katakutan yang beralasan yang disebabkan oleh kehadiran atau antisipasi suatu objek atau situasi spesifik. Contohnya takut pada ular (binatang), kuman, tempat tertutup, kegelapan, naik pesawat terbang, dan sebagainya.
Ciri utama orang yang mengalami phobia ini adalah dapat menyesuaikan diri dengan baik, tetapi apabila ia berhadapan dengan stimulus fobia maka ia akan memberikan respon secara tegang, cemas, berkeringat, kesulitan bernafas, dan jantung berdebar dengan cepat.[4]
Phobia sosial
Phobia sosial adalah ketakutan menetap dan tidak rasional yang umumnya berkaitan dengan keberadaan orang lain, mungkin merasa sangat tidak pasti dalam situasi sosial dan mengalami ketakutan yang berat yang memalukan dirinya. Dapat ditandai dengan tremor tangan, kemerahan atau suara yang gemetaran. Rasa takut berbicara di depan publik atau makan di tempat ramai adalah keluhan yang paling umum dari penderita fobia sosial.
Ciri utama orang yang mengalami phobia sosial adalah menghindari orang-orang karena takut dikritik dan menunjukan tanda-tanda kecemasan atau bertingkah laku dengan cara yang memalukan.
Agrophobia
Agrophobia adalah phobia yang paling umum pada orang yang mencari bantuan profesional. Individu ini merasa takut saat memasuki lingkunagn yang tidak dikenalnya. Mereka menghindari tempat terbuka, keramamian dan bepergian. Pada kasus yang ekstrim, individu mungkin tkaut meninggalkan lingkungan rumah yang dikenalnya. Penderita ini biasanya memiliki serangan panik. Mereka merasa ketakutan dan dibuat tidak berdaya oleh suatu serangan karena berada jauh dari keamanan rumah dan mungkin tidak ada orang yang membantunya. Penderita ini biasanya juga sangat tergantung. Sebagian besar dari mereka menunjukan kecemasan perpisahan (takut berpisah dari ibu) pada masa anak-anak lama sebelum mengalami agrofobia.
2.2. Latah
2.2.1. Pengertian Latah
Latah memiliki arti sebagai berikut:
1. Menderita sakit saraf dengan suka meniru-niru perbuatan atau ucapan orang lain
2. Berkelakuan seperti orang gila, misalnya; karena kehilangan orang yang dicintai
3. Meniru-niru sikap, perbuatan, atau kebiasaan orang atau bangsa lain
4. Mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh.
Menurut Dr. Rinrin R. Kaltarina, Psi.,M.Si., Latah adalah ucapan atau perbuatan yang terungkap secara tak terkendali setelah terjadinya reaksi kaget.Latah adalah ucapan atau perbuatan yang terungkap atau tidak terkendali, pascareaksi kaget (starled reaction). Saat latah muncul yang berkuasa alam bawah sadar (subconcious).
Di Indonesia, gangguan latah berkembang pada suku-suku di Pulau Jawa, Sumatera, dan pedalaman Kalimantan. Sementara itu, di wilayah Asia lainnya, penyakit latah ditemukan antara lain di tengah masyarakat suku Ainu di Jepang dan masyarakat gurun pasir di Gobi. Di Eropa, latah juga ada pada suatu suku di Prancis.
Berdasarkan fakta yang ada, gangguan latah biasanya tumbuh dalam masyarakat terbelakang yang menerapkan budaya otoriter. Teori kuno menyatakan, penderita latah biasanya orang tua, perempuan, berpendidikan rendah, dan berasal kelas ekonomi bawah. Namun, teori itu tak sepenuhnya tepat. Buktinya, kini banyak remaja yang mengidap latah. Penderita latah pria pun ada meski jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan perempuan.
Ada beberapa teori yang menyebabkan timbulnya gangguan latah, yaitu;a. Teori Pemberontakan.
Dalam kondisi latah, seseorang bisa mengucapkan hal-hal yang dilarang tanpa merasa bersalah. Gejala ini semacam gangguan tingkah laku. Lebih kearah obsesif karena ada dorongan yang tidak terkendali untuk mengatakan atau melakukan sesuatu.
b. Teori Kecemasan
Gejala latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu tanpa ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah selalu terdapat tokoh otoriter, entah ayah atau ibu. Bisa jadi, latah merupakan jalan pemberontakannya terhadap dominan orang tua yang sangat menekan. Walau demikian tokoh otoriter tidak harus berasal dari lingkungan keluarga.c. Teori Pengondisian
Inilah yang disebut latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena dikondisikan oleh lingkungannya, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa diperhatikan dan diperhatikan oleh lingkungan. Dengan begitu, latah juga merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini disebut ”latah gaul”.
2.2.2. Macam-macam Latah
Ada empat macam latah, yaitu:
1. Ekolalia : mengulangi perkataan orang lain
2. Ekopraksia : meniru gerakan orang lain
3. Koprolalia : mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu/kotor
4. Automatic obedience : melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut.
[1] Gerard C. Davidson, Psikologi abnormal, ( Jakarta: Rajawali Press), hlm. 183.
[2] Prof. Dr. Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 2001),hlm. 36.
[3] Linda L. Davidoff, Psikologi Suatu Pengantar jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1991), hlm. 228.
[4] Yustinus Semiun, Kesehatan Mental, (Yogyakarta: Kanisius ), hlm. 323."IKLAN3