Diet Rendah Protein Cegah Batu Ginjal:
Pria yang mengidap penyakit batu ginjal seringkali direkomendasikan untuk membatasi asupan kalsium mereka. Namun demikian, riset terbaru di Italia mengindikasikan, memperketat jumlah asupan protein hewani dan garam merupakan cara yang lebih baik dalam mencegah penyakit ini dari kekambuhan.
Hasil riset yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine edisi 10 Januari menunjukkan bahwa diet yang dilakukan dengan cara menekan jumlah asupan protein hewani dan kadar garam, ternyata relatif lebih efektif dibanding diet yang hanya membatasi jumlah kalsium.
Dalam penelitian selama lima tahun tersebut, para ahli menemukan hanya 20 persen saja dari kelompok pria yang menjalani diet rendah protein dan garam kambuh penyakit batu ginjalnya. Sedangkan dari kelompok responden yang menjalani diet rendah kalsium diitemukan hingga 38 persen.
Menurut Dr. Loris Borghi dari Universitas Parma di Italia, hasil temuan ini dapat dikatakan sebagai pendekatan baru dalam mengatasi gangguan batu ginjal. Dengan mengurangi asupan kalsium saja, lanjutnya, tidak terbukti menurunkan risiko kambuhnya batu ginjal dalam jangka waktu lama. Bahkan hanya akan menyebabkan kekurangan kalsium yang bisa menimbulkan rapuhnya tulang.
'Pembatasan asupan protein hewani dan garam, dikombinasikan dengan asupan kalsium yang normal, akan menyediakan proteksi yang lebih baik dibanding diet tradisional rendah kalsium. Kami berspekulasi bahwa jenis diet ini akan lebih bernilai jika diterapkan pada awal ditemukannya gejala penyakit,' ungkap peneliti.
Dijelaskan peneliti, diet rendah protein hewani dan garam dapat menurunkan ekskresi oksalat dalam urin. Oksalat adalah salah satu zat yang jika dikombinasikan dengan kalsium dan bahan lainnya dapat membentuk deposit yang biasa dikenal sebagai batu ginjal. Sementara kadar rendah kalsium, hanya dapat menurunkan ekskresi kalsium. Akan tetapi, juga meningkatkan kadar oksalat dalam urin.
Batu ginjal sendiri dikenal dapat menimbulkan gangguan bahkan menimbulkan sakit ketika kencing. Penyakit ini setiap tahunnya menghabiskan biaya milyaran dollar AS dan menurunkan produktivitas. Di Amerika Serikat sendiri, prevalensi penyakit ini diperkirakan mencapai 10 persen dari total populasi. New York, Rabu(Rtr/IM)
Pria yang mengidap penyakit batu ginjal seringkali direkomendasikan untuk membatasi asupan kalsium mereka. Namun demikian, riset terbaru di Italia mengindikasikan, memperketat jumlah asupan protein hewani dan garam merupakan cara yang lebih baik dalam mencegah penyakit ini dari kekambuhan.
Hasil riset yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine edisi 10 Januari menunjukkan bahwa diet yang dilakukan dengan cara menekan jumlah asupan protein hewani dan kadar garam, ternyata relatif lebih efektif dibanding diet yang hanya membatasi jumlah kalsium.
Dalam penelitian selama lima tahun tersebut, para ahli menemukan hanya 20 persen saja dari kelompok pria yang menjalani diet rendah protein dan garam kambuh penyakit batu ginjalnya. Sedangkan dari kelompok responden yang menjalani diet rendah kalsium diitemukan hingga 38 persen.
Menurut Dr. Loris Borghi dari Universitas Parma di Italia, hasil temuan ini dapat dikatakan sebagai pendekatan baru dalam mengatasi gangguan batu ginjal. Dengan mengurangi asupan kalsium saja, lanjutnya, tidak terbukti menurunkan risiko kambuhnya batu ginjal dalam jangka waktu lama. Bahkan hanya akan menyebabkan kekurangan kalsium yang bisa menimbulkan rapuhnya tulang.
'Pembatasan asupan protein hewani dan garam, dikombinasikan dengan asupan kalsium yang normal, akan menyediakan proteksi yang lebih baik dibanding diet tradisional rendah kalsium. Kami berspekulasi bahwa jenis diet ini akan lebih bernilai jika diterapkan pada awal ditemukannya gejala penyakit,' ungkap peneliti.
Dijelaskan peneliti, diet rendah protein hewani dan garam dapat menurunkan ekskresi oksalat dalam urin. Oksalat adalah salah satu zat yang jika dikombinasikan dengan kalsium dan bahan lainnya dapat membentuk deposit yang biasa dikenal sebagai batu ginjal. Sementara kadar rendah kalsium, hanya dapat menurunkan ekskresi kalsium. Akan tetapi, juga meningkatkan kadar oksalat dalam urin.
Batu ginjal sendiri dikenal dapat menimbulkan gangguan bahkan menimbulkan sakit ketika kencing. Penyakit ini setiap tahunnya menghabiskan biaya milyaran dollar AS dan menurunkan produktivitas. Di Amerika Serikat sendiri, prevalensi penyakit ini diperkirakan mencapai 10 persen dari total populasi. New York, Rabu(Rtr/IM)
IKLAN3