Apa penyebabnya?
Menurut dr. Kanadi Sumapraja, SpOG (K) staf bagian obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM, keguguran adalah penghentian proses kehamilan pada usia kehamilan di bawah 20 minggu. Pada saat itu, janin memiliki berat setidaknya 500 gram. Keguguran atau abortus ada yang bersifat sporadis (terjadi dalam satu waktu), dan ada juga yang dikenal dengan keguguran berulang. Keguguran sporadis tidak memiliki pola dan sebagian besar disebabkan adanya kelainan kromosom, mungkin pada sel telur atau sel sperma.
Pada awalnya sel telur atau sperma yang memiliki kelainan kromosom ini masih mampu melakukan pembuahan hingga akhirnya menempel di dinding rahim. Akan tetapi, tubuh ibu memiliki kemampuan mendeteksi kelainan tersebut, sehingga hasil pembuahan ini ditolak tubuh, dan terlihat sebagai proses keguguran. Demikian penjelasan dari staf sub bagian imunoendokrinologi reproduksi ini.
Selain penyebab kelainan kromosom, ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab keguguran. Diantaranya:
1. Penyakit autoimun, seperti penyakit lupus eritematosus sistemik (SLE, systemic lupus erythematosus) dan adanya antibodi antifosfolipid (APLAs).
2. Kelainan anatomi, biasanya disebabkan adanya kelainan pada rahim atau leher rahim ibu.
3. Infeksi. Ada beberapa jenis kuman yang dapat menyebabkan keguguran seperti Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoe.
4. Pengaruh lingkungan dan gaya hidup. Merokok dan kekurangan hormon progesteron juga dapat menjadi faktor penyebab keguguran.
Berbagai faktor tersebut memang belum diketahui secara langsung dapat mengakibatkan keguguran. Akan tetapi, wanita yang termasuk dalam kelompok di atas perlu waspada saat hamil. Apabila berkenaan dengan gaya hidup, sebaiknya menghindari gaya hidup yang negatif, seperti berhenti merokok atau menghindari berdekatan dengan perokok atau menjauhi minuman beralkohol. Sedangkan, jika berhubungan dengan penyakit, sebaiknya mencari pengobatan untuk menyembuhkan penyakit seperti rubela atau infeksi HPV.
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/IKLAN3